Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

Telah Memecat 52 Pelatih! Massimo Cellino, Pemilik Klub Paling Kejam

Memecat seorang pelatih, manager, atau juru taktik dari singgasananya tidaklah semudah mencbut rumput liar di halaman rumah. Perlu banyak pertimbangan dari berbagai aspek, mulai dari hasil di atas lapangan, posisi di papan klasemen, hubungan dengan pemain, hingga pesangon yang perlu dibayarkan. Ini belum termasuk hasil diskusi dengan dewan direksi yang kerap terjadi di beberapa klub besar.

Akan tetapi, pertimbangan serumit dan sebanyak itu sepertinya tidak berlaku untuk Massimo Cellino. Jangankan memikirkan konsekuensinya, memecat pelatih sudah seperti mencabut rumput liar bagi pria 66 tahun itu yang kini berstatus sebagai pemilik klub Serie B Italia, Brescia. Sepanjang kariernya sebagai pemilik klub, Cellino tercatat sudah memecat 52 pelatih.

Tak banyak pertimbangan, Cellino bisa memecat seorang pelatih tepat disaat dirinya merasa tidak puas. Rekam jejaknya semasa memiliki klub sepak bola adalah buktinya. Lalu, seperti apa kisah Massimo Cellino, sang pemilik klub paling kejam? Berikut ulasannya.

Cellino Ganti 36 Manajer Selama 22 Tahun Menguasai Cagliari

Kita mulai dari latar belakang Massimo Cellino. Pria kelahiran Sardinia, 28 Juli 1956 ini merupakan lulusan akuntansi dan merupakan seorang pengusaha pertanian. Cellino Group, yang merupakan bisnis keluarga yang dirintis ayahnya mengelola beberapa perusahaan di sektor pertanian.

Sebagai pebisnis, Massimo Cellino terbilang sukses. Saat usianya belum genap 36 tahun, Cellino mulai merambah ke dunia si kulit bundar dengan mengakuisisi klub asal Sardinia, Cagliari Calcio pada musim panas 1992.

Langkah itu kemudian menjadikan Massimo Cellino sebagai presiden termuda klub Serie A. Selain menjadi pemilik dan presiden Cagliari, Cellino juga pernah menjabat sebagai wakil presiden Lega Calcio di bawah pimpinan Adriano Galliani.

Selama kepemimpinannya, Cagliari berada di Serie A selama 17 musim dengan prestasi terbaik sekali finsih peringkat keenam. Di luar liga, prestasi terbaik Cagliari adalah mencapai semifinal Coppa Italia musim 2000 dan 2005, serta mencapai semifinal Piala UEFA 1994.

Cellino menjadi pemilik Cagliari hingga musim panas 2014. Artinya ia menguasai klub kampung halamannya tersebut selama 22 tahun. Ia adalah pemilik terlama dalam sejarah Cagliari.

Meski berjasa dalam pendirian Centro Sportivo Asseminello, pusat latihan Cagliari, yang dibangun pada 1995 silam, tetapi kepemimpinan Massimo Cellino di klub berjuluk “Gli Isolani” tersebut penuh dengan kontroversi. Selama 22 tahun berkuasa, Cagliari 2 kali terdegradasi.

Selama periode itu, tak kurang dari 36 pergantian manajer juga terjadi. Karena hal itulah, Massimo Cellino mendapat julukan “Il mangia-allenatori” alias “Sang Pemakan Pelatih”.

Oscar Tabarez, Giovanni Trapattoni, Giampiero Ventura, Edoarjo Reja, Davide Ballardini, Marco Giampaolo, Massimiliano Allegri, dan Roberto Donadoni adalah beberapa pelatih yang pernah ditunjuk dan dipecat oleh Massimo Cellino di Cagliari.

3 Tahun di Leeds United, Cellino Ganti Pelatih 8 Kali

Setelah memiliki Cagliari, Cellino pernah mencoba membeli saham West Ham United dengan dana 68 juta euro pada tahun 2010. Sayangnya, penawaran tersebut ditolak klub yang lebih memilih menjual kepada David Sullivan dan David Gold. Kelak, keputusan ini bakal sangat disyukuri oleh pendukung West Ham United.

Setelah gagal mengakuisisi West Ham, Massimo Cellino kemudian mencoba menawar Leeds United. Setelah melewati negosiasi alot dan berbagai spekulasi negatif, Massimo Cellino melalui perusahaan Eleonora Sport Ltd resmi memiliki 75% saham Leeds United pada 1 Februari 2014. Kepemilikan Cellino di Leeds kemudian menjadi 100% pada September 2016.

Di awal akuisisi, Massimo Cellino berjanji akan membawa Leeds United promosi kembali Premier League dalam waktu dua tahun. Bahkan ia berujar, akan menjadi sebuah kegagalan besar bila Leeds United tidak promosi pada akhir musim 2015/2016. Selain itu, ia juga berjanji akan membeli kembali kepemilkan stadion Elland Road yang dijual pemilik sebelumnya di tengah krisis finansial pada tahun 2004 kepada pengembang properti Manchester, Jacob Adler.

Akan tetapi, kita semua tahu akhirnya. Tidak ada prestasi yang dihadirkan Massimo Cellino ke Leeds United. Alih-alih promosi, The Whites cuma jadi tim papan tengah. Janji membeli kembali Elland Road juga omong kosong belaka.

Beruntungnya, Massimo Cellino tak berkuasa lama di Elland Road. Tuntutan fans agar Cellino menjual sahamnya dan upaya Liga yang berulang kali mencoba mendepak Cellino membuatnya menjual 100% saham kepemilikannya kepada Andrea Radrizzani di musim panas 2017.

Sama seperti saat dirinya memimpin Cagliari, jumlah pemecatan pelatih yang terjadi jauh melebihi masa kepemimpinannya. Selama 3 tahun masa kepemilikannya di Leeds United, total 8 pergantian pelatih terjadi di Elland Road. Brian McDermott, David Hockaday, Darko Milanic, Neil Redfearn, Uwe Rosler, dan Steve Evans adalah deretan pelatih yang dipecat Cellino di Leeds United.

“Jika Anda bisa bertahan bekerja dengan saya, Anda bisa bertahan menghadapi apa pun”. Begitulah yang dikatakan Massimo Cellino usai meninggalkan klub. Pernyataan tersebut seolah menunjukkan betapa beratnya periode yang dialami Leeds United selama dipimpin Massimo Cellino.

Sebetulnya, masih banyak kontroversi yang terjadi selama Cellino memiliki Leeds United. Namun, percayalah, 1 konten saja tak cukup untuk menguraikan bermacam masalah yang ditinggalkan Cellino di Leeds.

Brescia, Korban Terbaru Keugal-Ugalan Massimo Cellino

Setelah meninggalkan sepak bola Inggris, Massimo Cellino kemudian pulang ke Italia. Tak butuh lama, kurang dari sebulan setelah menjual Leeds United, Cellino membeli saham klub Serie B, Brescia.

Brescia kemudian menjadi korban terbaru Massimo Cellino. Meski Brescia berhasil promosi kembali ke Serie A setelah absen 8 tahun di akhir musim 2018/2019, tetapi secara umum yang terjadi di Stadio Mario Rigamonti adalah huru-hara. Setelah kembali turun kasta ke Serie B, prestasi Brescia makin merosot, bahkan kini sangat terancam terdegradasi ke Serie C.

Kekacauan yang terjadi itulah yang memicu kemarahan penggemar dan eskalasi kemarahan itu mencapai puncaknya ketika “Le Rondinelle” takluk dari Genoa. Setelah kekalahan yang membuat Brescia terjun ke dasar klasemen itu, para ultras berusaha menyerbu tribun dan mencari sang presiden. Mereka juga turun ke jalan memprotes pria berusia 66 tahun tersebut. Karena hal itulah, Cellino dikabarkan sampai mengurung diri di ruang ganti dan sempat dikabarkan menghilang.

Penyebab dari merosotnya prestasi Brescia itu tentu bermuara kepada ulah Massimo Cellino. Pemecatan pelatih masih menjadi hobinya, bahkan kali ini terlihat lebih ugal-ugalan. Polanya masih sama seperti saat ia memimpin Cagliari. Cellino kerap menunjuk kembali pelatih yang sebelumnya sudah pernah ia pecat.

Eugenio Corini, Diego Lopez, dan Pep Clotet adalah 3 pelatih yang pernah merasakan ditunjuk dan dipecat 2 kali dalam semusim oleh Massimo Cellino. Sementara itu, Davide Possanzini untuk sementara jadi pelatih tercepat yang dipecat Cellino. Possanzini hanya 13 hari bertugas menukangi Brescia di musim ini.

Alasan pemecatan Possanzini juga agak konyol sekaligus memalukan bagi sang pelatih. Saat jeda pertandingan, Cellino masuk ruang ganti dan menyalahkan sang pelatih di depan timnya hanya karena Possanzini dianggap ingin bermain seperti Roberto De Zerbi, sementara Cellino berpendapat timnya membutuhkan bola-bola panjang.

Cellino memang suka ikut campur berbagai masalah dalam timnya. Dalam sebuah pertandingan dua musim lalu, sang pelatih Pep Clotet diusir wasit dari pinggir lapangan. Cellino kemudian turun dan bertingkah seolah-olah ia adalah pelatihnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Football Italia, pemecatan Davide Possanzini pada 20 Februari lalu membuat Massimo Cellino tercatat sudah memecat 52 pelatih sepanjang kariernya. Keugal-ugalan Cellino itulah yang membuat klub yang ia miliki selalu merana.

Percaya Tahayul, Cellino Haramkan Nomor 17

Mencoba memahami alasan di balik pemecatan yang dilakukan oleh Massimo Cellino sama sulitnya ketika kita mencoba memahami kepercayaanya kepada takhayul. Cellino percaya kalau angka 17 adalah angka sial. Karena itulah, ia tak hanya melarang penggunaan nomor 17, tetapi juga menghapusnya.

Semua kursi stadion bernomor 17 diganti menjadi 16B. Penggunaan nomor punggung 17 juga dilarang. Jersey bernomor 17 juga dipensiunkan. Bahkan, tidak ada tempat bagi mereka yang lahir di tanggal 17. Paddy Kenny, kiper Leeds United yang lahir pada 17 Mei 1978 diputus kontraknya oleh Massimo Cellino di akhir musim 2013/2014.

Pada suatu pertandingan yang digelar pada tanggal 17, Massimo Cellino juga pernah menyuruh pendukung Cagliari untuk mengenakan pakaian berwarna ungu. Tujuannya adalah untuk mematahkan takhayul. Dan ketika itu berhasil, Cellino sangat bangga.

Benang merah lainnya adalah Massimo Cellino selalu membawa pendeta untuk melakukan pengusiran setan di tempat latihan. Ia percaya kalau penyebab penampilan buruk timnya adalah karena energi jahat.

Selain itu, Massimo Cellino juga dikenal temperamental, suka marah-marah, dan berkata kasar. Tak hanya di depan media, tetapi juga di depan pemain dan pelatih. Itulah mengapa setiap pelatih yang bertugas di bawah kendali Massimo Cellino harus memiliki mental baja.

Pada akhirnya, mencoba mengerti apa yang menjadi hobi Massimo Cellino sebagai pemilik klub sama sia-sianya seperti mencoba mempercayai kalau kuda bisa berkokok atau babi bisa menoleh ke belakang. Sulit bahkan mustahil.

Selama ini kamu mungkin mengira kalau The Glazer, Peter Lim atau mungkin Todd Boehly adalah pemilik klub terburuk. Namun, level mereka belum seberapa dibanding Massimo Cellino. Kita bisa melihatnya dari rekam jejaknya selama memimpin Cagliari, Leeds United, hingga Brescia. Apakah ketiga klub tersebut berpestasi atau minimal mapan?

Satu-satunya hal yang memberatkan timbangan Cellino mungkin adalah kecintaanya kepada sepak bola, sehingga belum ada ceritanya ia gagal membayar gaji staf dan pemainnya. Namun, mungkin alangkah baiknya kecintaannya yang berujung hobi memecat pelatih itu tak lagi disalurkan.

52 pelatih dipecat dalam kurun waktu 31 tahun kariernya di sepak bola adalah jumlah yang terlampau amat banyak. Oleh karena itu, kami tak ragu menaruh Massimo Cellino sebagai pemilik klub paling kejam.


Referensi: Replubbica, Leeds, SkySports, BBC, Gentlemanultra, The Square Ball, Football Italia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *