Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

RB Leipzig Siap Obrak-Abrik Bayern Munchen

Ketika ngomongin Bundesliga, muncul semacam idiom, “Semua akan Bayern Munchen pada waktunya” merujuk bahwa bagaimanapun kondisinya, Die Roten lah yang akan menjuarai Liga Jerman. Memang benar, Bayern adalah tim yang mendominasi Bundesliga. Bahkan lantaran seringnya Bayern Munchen juara, liga ini juga disebut-sebut sebagai Liga Bayern.

Walau demikian, Bayern Munchen bukan berarti tidak mempunyai pesaing. Musim lalu saja gelar mereka nyaris direbut lagi oleh Borussia Dortmund. Dengan Bayern yang masih mencari-cari permainan terbaik di tangan Thomas Tuchel, bukan tidak mungkin kalau musim depan Bayern tidak akan lagi mudah mendapat gelar itu.

Salah satu tim yang siap menjadi pesaing Bayern Munchen adalah RB Leipzig. Musim yang akan datang, walaupun banyak pemain pilarnya hengkang, tim berjuluk Die Roten Bullen itu langsung menemukan pemain-pemain baru. Dua di antaranya Lois Openda dan Benjamin Sesko. Keduanya adalah penyerang dan keduanya siap mengobrak-abrik Bayern Munchen.

Gabungnya Benjamin Sesko

Sesko dan Openda sebetulnya direkrut dalam dua waktu yang tidak bersamaan. Benjamin Sesko sejatinya lebih dulu dibeli oleh RB Leipzig pada Agustus 2022 lalu. Benar. Itu di awal musim 2022/23. Akan tetapi, Sesko dibiarkan menghabiskan musim 2022/23 bersama RB Salzburg. Sesko baru akan bergabung Leipzig per 1 juli 2023.

Pemain Slovenia ini didatangkan Leipzig dengan banderol 24 juta euro (Rp403,6 miliar). Christopher Vivell, eks direktur teknik RB Leipzig yang kini bekerja untuk Chelsea mengatakan, Sesko punya naluri yang tajam sebagai seorang striker. Vivell sudah memantau pemain ini sejak usianya 15 tahun.

Bahkan sosok Vivell juga pernah turut meyakinkan Sesko untuk bergabung ke RB Salzburg pada 2019. Waktu itu Vivell menjabat sebagai direktur olahraga di sana. Sesko juga sebetulnya pernah menjadi incaran Manchester United. Namun, Setan Merah yang tidak bergerak cepat harus kehilangan buruannya itu.

Benjamin Sesko memutuskan memilih Leipzig sebagai pelabuhan berikutnya. Menurut situs resmi klub, Sesko merasa filosofi Leipzig yang menaruh kepercayaan pada pemain muda dan memainkan sepak bola menyerang yang atraktif cocok untuknya

“Saya senang bergabung ke RB Leipzig. Sebuah kisah sukses tertulis di sini, dan saya akan menjadi bagiannya di masa depan,” kata Sesko. Pria Slovenia itu akan berseragam Die Roten Bullen selama lima tahun, yaitu hingga 2028. Itu jika Leipzig tak menjualnya di tengah jalan.

Gabungnya Lois Openda

Nah, kalau Lois Openda menjadi pembelian Leipzig yang cukup mengejutkan. Bukan hanya ia bukan berasal dari klub sesama Red Bull, tapi juga karena Leipzig mengeluarkan biaya besar untuk mendatangkannya. 43 juta euro (Rp723,2 miliar) adalah biaya yang dikeluarkan untuk menebus Openda dari klub lamanya, RC Lens.

Biaya itu nyaris tiga kali lipat yang dikeluarkan Lens untuk membeli Openda dari Club Brugge. Akan tetapi, sebenarnya harga itu menjadi sangat sepadan mengingat kontrak Openda di Lens baru akan habis 2027 mendatang. Leipzig memenangkan perburuan Openda dari tim-tim raksasa lainnya, seperti AC Milan yang kabarnya juga tertarik.

Proses pembeliannya tidak berlangsung sebentar. Direktur Olahraga Leipzig, Max Eberl sebagaimana dikutip Forbes malah bilang kalau pembelian Openda nyaris gagal. Kesepakatan antara kedua pihak cukup alot. Meski dilandasi dengan pijakan yang sama dan konstruktif.

Lens awalnya mematok harga 50 juta euro (Rp841 miliar) untuk Openda. Hanya saja, harga itu tidak pas dengan anggaran transfer Leipzig. Setelah negosiasi, Leipzig dan Lens pun menjalin kesepakatan untuk transfer Openda. “Pada akhirnya kami berhasil menemukan solusi terbaik yang kami rasa adil bagi semua pihak yang terlibat,” kata Max Eberl dikutip Forbes.

Kehebatan Openda dan Sesko

Lalu, apa hebatnya kedua pemain ini? Sedikit sudah disebut tadi. Tapi mari kita bahas satu per satu mulai dari Lois Openda. Pemain yang dibeli dengan harga yang sangat tinggi untuk klub seperti RB Leipzig. Openda, sebagaimana yang pernah diulas Starting Eleven Story sebelumnya, adalah sosok striker haus gol.

Pemain yang satu ini merupakan kunci dari suksesnya RC Lens ke Liga Champions dengan finis di posisi dua. Paling tidak Openda mencetak 21 gol dari 38 laganya di Ligue 1 musim lalu. Menjadikannya sebagai salah satu top skor kompetisi tersebut. Openda adalah pemain yang cocok dengan skema direct lewat keaktifannya menyerang, baik dari tengah maupun sayap.

Gaya permainan Leipzig yang berorientasi pada serangan juga cocok dengan Openda. Hal itu pulalah yang membuatnya mau berseragam Die Roten Bullen. Itu Openda, bagaimana dengan Benjamin Sesko? Seperti kata Vivell, Sesko punya naluri mencetak gol terlepas dari tinggi badannya.

Memang, Sesko adalah penyerang dengan postur menjulang, tingginya saja 1,94 meter. Namun lebih dari itu Sesko punya pemahaman taktik sekaligus lincah dalam bergerak. Kualitasnya ini menjadikannya spesial dan unik. Betul bahwa di mulut gawang, Sesko tidak sebagus Erling Haaland. Tapi soal bagaimana bermain kombinasi satu-dua, Sesko lebih baik dari pemain Norwegia itu.

Maka dari itu, ia sangat berbahaya di sepertiga akhir pertahanan lawan. Kemampuan yang dimiliki Sesko ini bisa dirangkum dalam tiga hal: tinggi, cepat, dan mahir secara teknis. Namun untuk itu, Sesko memerlukan partner yang bagus. Di Austria ia biasanya membangun kemistri dengan pemain Mali, Sekou Koita yang bermain di sebelahnya dalam sistem 4-2-3-1.

Duet yang Dinantikan

Yang menarik, musim depan bukan tidak mungkin Sesko dan Openda akan ditaruh sebagai dua penyerang di depan. Taktik Marco Rose memang mendukung untuk itu. Mantan pelatih Dortmund itu sebetulnya cukup adaptif soal taktik. Ia bisa menggunakan 4-2-3-1, 4-4-2, dan 3-4-3. Namun musim lalu pelatih yang lahir di Kota Leipzig ini menggunakan formasi 4-2-2-2.

Ini bisa dipahami. Barangkali Rose menyesuaikan filosofi permainan yang dibangun Leipzig sejak era Ralf Rangnick. Well, dengan formasi tersebut, Sesko dan Openda bisa jadi akan berduet di lini depan. Kedua pemain bisa saling berganti peran di lini serang. Sesko bisa membuka ruang dengan kemampuan kombinasi satu-duanya. Sementara Openda akan mencari ruang dan masuk ke kotak penalti.

Keduanya akan didukung pemain seperti Dani Olmo maupun pemain anyar Fabio Carvalho. Kemampuan transisi Openda juga akan dimanfaatkan Leipzig. Gaya sepak bola proaktif dengan tekanan tinggi, ditambah permainan menyerang langsung, vertikal, dan cepat yang dipakai Leipzig cocok sekali dengan permainan Sesko dan Openda.

Musim depan bukan tidak mungkin Leipzig akan kembali menghajar Bayern Munchen. Sebab musim lalu, Leipzig berhasil menghajar FC Hollywood 3-1 di Bundesliga. Tidak hanya itu, kolaborasi Openda dan Sesko juga akan menjadi senjata Die Roten Bullen untuk mempertahankan gelar DFB Pokal.

Sumber: TheAthletic, Forbes, Bundesliga, RBLeipzig, TFA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *