Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

Pelatihnya Miskin Taktik, Tapi Dortmund BELUM TERKALAHKAN di Bundesliga

Kasihan rasanya melihat Dortmund di musim lalu. Mereka menangis kehilangan gelar Bundesliga di menit-menit akhir. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Mereka harus move on.

Pembenahan demi pembenahan perlahan dilakukan. Pelatih muda Edin Terzic tetap dipertahankan. Hasilnya mengejutkan. Di awal musim ini keperkasaan mereka seperti musim lalu, ternyata berlanjut. Apakah kini saatnya Dortmund jadi Juara Bundesliga?

Dortmund di 2023

Bicara musim lalu, Dortmund memasuki pergantian tahun 2023 dengan sempurna. Bellingham dan kawan-kawan mampu melewati fase kelam dua kali kekalahan berturut-turut sebelum jeda Piala Dunia. Yakni ketika melawan Wolfsburg dan Gladbach.

Die Schwarzgelben nyata berbenah di jeda Piala Dunia dengan baik. Evaluasi yang dilakukan Terzic terbukti berhasil. Maklum di paruh pertama Bundesliga musim lalu, mereka tak karuan hasilnya. Mereka hanya 8 kali menang, 1 kali seri, dan menelan 6 kali kekalahan.

Musim lalu banyak juga yang menganggap Dortmund tak bisa lagi menjadi pesaing kuat juara Bundesliga. Namun nyatanya kita lihat sendiri. Dortmund mampu bangkit. Terzic adalah tipe pelatih yang mau belajar. Ia terbukti bisa melakukan sesuatu perubahan yang berarti di sepanjang tahun 2023.

Begitupun ketika menatap Bundesliga musim ini. Dortmund tak larut terlalu lama dalam kekecewaan karena gagal juara di menit terakhir. Dortmund sat-set dalam membentuk kekuatan baru di awal musim ini.

Hal itu terlihat buktinya. Sementara hingga spieltag ke-8 Bundesliga, mereka belum terkalahkan. Hal itu sekaligus mencatatkan diri mereka sebagai tim yang tak terkalahkan selama 16 laga sejak musim lalu di Bundesliga. Kekalahan terakhir mereka di Bundesliga tahun 2023 ini adalah, ketika melawan Munchen pada 1 April 2023.

Resep Terzic Lupakan Musim Lalu

Terzic pernah mengungkapkan ketika ia bisa bangkit melupakan cerita pahit perebutan gelar juara Bundesliga musim lalu. Bercerita kepada Goal, Terzic mengatakan, β€œTidak ada akhir yang bahagia bagi kami musim lalu. Tapi sehebat apa pun rasa sakit ini, itu akan menjadi motivasi kami di esok hari.”

Ya, cara pendekatan psikologis pelatih muda seperti Terzic terhadap para pemainnya juga berpengaruh. Ia bahkan langsung meminta para pemainnya untuk melakukan resolusi kebangkitan dengan cepat, apa pun caranya.

Resep inilah yang dianggap bisa buat pasukan Dortmund jadi lebih tangguh secara mental musim ini. Ketika gagal juara di menit-menit akhir, bisa dibayangkan betapa sakit dan teririsnya perasaan para punggawa Dortmund. Hal itulah yang sukses dilawan oleh Terzic.

Pembenahan Dortmund

Selain dengan cara psikologis, Terzic juga sadar akan pembenahan secara teknis. Tak dipungkiri Dortmund musim ini harus melakukan perubahan. Karena mereka ditinggal para pemain pilarnya seperti Bellingham, Mahmoud Dahoud, maupun Guerreiro.

Direktur Teknik Sebastian Kehl harus kerja keras merumuskan kekuatan Dortmund musim ini dengan cermat. Beberapa muka baru yang diproyeksikan untuk menambal sekaligus menambah kekuatan Dortmund pun mulai didatangkan.

Hilangnya Bellingham tak jadi soal. Mereka malah mendatangkan dua gelandang serang sekaligus yakni Felix Nmecha dan Marcel Sabitzer. Ketika mereka kehilangan bek kiri andalan Raphael Guerreiro, mereka juga malah dapatkan dua bek sayap baru, yakni Julian Ryerson dari Union Berlin, dan Rami Bensebaini dari Gladbach.

Amunisi lini serang mereka pun masih kuat dengan bertahannya pilar musim lalu seperti Donyell Mallen, Marco Reus, Gio Reyna, Julian Brandt, Karem Adeyemi, maupun Sebastian Haller. Malah yang lebih ngeri lagi, mereka menambah amunisi juru gedor timnas Jerman yakni Niklas Fullkrug dari Bremen.

Fullkrug memang diandalkan sebagai mesin gol mereka. Tapi bedanya, Fullkrug ini tak difungsikan dulu seperti Haaland sebagai satu-satunya yang diandalkan. Terzic tak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan hanya bergantung pada satu pemain saja.

Tak Ingin Ketergantungan

Kita tahu sejak beberapa musim lalu, Dortmund selalu hidup dalam ketergantungan. Sebut saja di zaman Jadon Sancho sedang gacor-gacornya, kemudian Erling Haaland, dan musim lalu ada Jude Bellingham.

Dikatakan Get Football News Germany, cara menghilangkan ketergantungan individu itu menjadi salah satu cara yang diambil Terzic musim ini. Lihat saja sebaran gol mereka hingga spieltag ke-8 Bundesliga. Ada tiga pemain sekaligus yang jadi top skor sementara mereka, yakni Donyell Mallen, Marco Reus, dan Julian Brandt.

Hal itulah yang membuat tim Edin Terzic makin kolektif dan cair. Mereka tampil lepas dan menikmati laga tiap pekannya. Hal tersebut juga berpotensi besar untuk mereka tetap pada jalur perebutan juara Bundesliga musim ini.

Taktik Terzic

Melupakan musim lalu sudah, penambahan kekuatan baru juga sudah. Lalu ketergantungan pada satu pemain, juga sudah diatasi. Lalu apalagi yang membuat Dortmund makin tak tersentuh di awal musim ini?

Ya, soal taktik. Bagaimana cara Terzic meramu semua hal itu jadi kesatuan yang solid di dalam lapangan. Banyak orang menganggap pelatih muda itu taktiknya hanya-itu-itu saja alias monoton. Kalau tidak 4-3-3, ya 4-2-3-1. Sesekali pernah ia mengubah taktiknya jadi 3 bek, tapi gagal. Contohnya ketika kalah atas PSG 2-0 di Liga Champions.

Tapi kalau menurut Total Football Analysis, justru ada banyak elemen dalam taktik Terzic.
Fleksibilitas misalnya. Terzic telah membuat pemain seperti Reus, Brandt, Adeyemi, maupun Malen yang berada di lini kedua penyerangan, mampu bergerak fleksibel untuk mengakses segala sisi pertahanan lawan dalam melakukan serangan. Pergerakan roaming antar mereka, sering membuat bek lawan terkecoh.

Kemudian elemen build up. Terzic sering menggunakan shape 1-2-1 dalam membangun serangan. Yakni kiper, dua bek tengah, dan satu gelandang bertahan. Cara itu sering membuat lawan terpancing keluar dari posnya untuk melakukan pressing. Sehingga akan ada celah dari pemain Dortmund yang tak terjaga.

Lalu ada elemen transisi. Terutama transisi Dortmund dalam melakukan serangan balik cepat. Tak dipungkiri, Terzic punya banyak pemain dengan tipe pelari seperti Malen, Adeyemi, Brandt, maupun kini Nmecha. Tak jarang gol Dortmund juga lahir dari proses transisi tersebut.

Kemudian ada elemen dalam bertahan. Terzic biasanya membentuk shape 4-5-1 ketika bertahan. Terjadi penumpukan pemain di antara ruang lini tengah dan lini belakang. Sehingga, peluang untuk membendung kreativitas lawan bisa cepat teratasi.

Mental Juara Dortmund

Beberapa elemen tadi mungkin bisa diaplikasikan oleh Terzic. Namun mereka juga harus tetap ingat, elemen mental juara juga harus dihadirkan. Karena kenapa? Mereka sudah terlalu capek selama ini di php gelar Bundesliga. Dortmund nampak lupa manisnya angkat trofi Bundesliga sejak 2012 lalu.

Kisah manis di zaman Jurgen Klopp dulu patut menjadi renungan. Mereka tak dipungkiri selalu main bagus dan berada di posisi atas, namun pada akhirnya terjungkal juga di akhir musim.

Terlebih musim ini pesaing mereka tak hanya Munchen. Tim seperti Leipzig, Stuttgart, maupun Leverkusen juga sedang ngeri-ngerinya, dan tak bisa dianggap remeh sebagai penantang gelar juara.

Well, bagaimanapun Dortmund kini sudah berada di jalan yang benar. Mungkin tinggal semesta saja yang bisa mewujudkan gelar Bundesliga mereka kembali ke pangkuan. Entah kapan, kita tunggu saja.

Sumber Referensi : getfootballnewsgermany, totalfootballanalysis, transfermarkt, bundesliga, onefootball

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *