Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

Lagi-Lagi Menang Comeback! Liverpool Mental Juara Atau Memang Lemah di Awal?

Liverpool telah mengalahkan wakil Austria, LASK Linz pada Kamis malam untuk mengawali perjalanan penyisihan grup mereka di Europa League. The Reds memang membwa poin sempurna, tapi ini bukanlah penampilan yang sempurna dari pasukan Jurgen Klopp.

Liverpool harus tertinggal di babak pertama terlebih dahulu. Baru di babak kedua mereka bisa bangkit. Gol dari Darwin Nunez lewat titik putih, kemudian Luis Diaz yang mencetak gol kedua, dan Mohamed Salah mencetak gol penutup di laga itu.

Kemenangan ini membuat Liverpool sementara duduk di puncak klasemen Grup E. Ini adalah kemenangan yang penting untuk Liverpool. Dan ini adalah kemenangan di Eropa ke-50 pada masa kepemimpinan Klopp.

Menjadikannya pelatih pertama dalam sejarah klub yang bisa melakukannya. Melampaui rekor Rafael Benitez yang punya 49 kemenangan. Tapi, selain itu juga ada beberapa catatan yang bisa kita ambil dari kemenangan Liverpool ini. Apa sajakah itu?

Mental Comeback Atau Memang Lemah Di Awal?

Klopp memilih untuk melakukan 11 perubahan pada skuad yang mengalahkan Wolverhapton 3-1 sebelumnya. Ia menyebutkan hal ini perlu dilakukan dengan maksud untuk rotasi pemain dan menjaga stamina.

“Alasan kami melakukannya adalah karena kami ingin memberikkan segalanya dan tampil maksimal di kompetisi ini” Ucapnya dikutip dari Mirror.

Klopp memang mengubah semua susunan starting eleven-nya di pertandingan ini. Tapi itu harusnya tak jadi alasan untuk Liverpool bermain buruk di babak pertama. Sebab, Klopp masih memainkan duet bek tengah berpengalaman mereka, Virgil van Dijk dan Ibrahim Konate. Juga ada dua talenta penyerang yang dibeli dengan harga mahal, Luis Diaz dan Nunez.

Tapi tetap saja, Liverpool kebobolan lebih dulu di menit ke-14. Sepertinya masalah ini bukanlah soal line up yang dimainkan. Sebab dari lima pertandingan terakhir, ini sudah keempat kalinya Liverpool kebobolan gol lebih dulu. Sebelumnya ada Bournemouth yang mencetak gol pembuka di menit ke-3. Lalu Newcastle melakukannya di menit ke-25. Dan yang terakhir Wolves juga mencetak gol pembuka di menit ke-7.

Liverpool memang bisa menang di pertandingan-pertandingan itu. Jika sekali atau dua kali, ini bisa disebut mental comeback yang luar biasa. Tapi kalau sudah sampai empat kali, ini bisa jadi masalah yang akan merepotkan Liverpool nantinya. Bagaimanapun Klopp harus mencari solusi atas masalah ini.

Untungnya juga di pertandingan ini Klopp masih bisa mengangat semangat para pemainnya di ruang ganti. Setelah Nunez mencetak gol penyeimbang, suasana permainan Livepool langsung berubah. Terutama ketika Klopp mulai memasukkan para pemain inti seperti Mac Allister, Szoboszlai, dan Mohamed Salah.

Bagaimana Penampilan Gravenberch Sebagai Starter?

Meskipun permainan Liverpool di babak pertama jelek, tapi beberpa pemain dari starting eleven-nya patut dapat pujian. Salah satunya adalah Ryan Gravenberch. Ia datang dengan rasa frustasi karena tidak dapat menit bermain di Bayern Munchen.

Liverpool pun mengeluarkan uang 34 juta pouds untuk mengubah nasibnya. Tapi tetap saja ia harus menunggu di bangku cadangan di beberapa pertandingan Liverpool. Gravenberch akhirnya bisa jadi starer untuk pertama kalinya di laga ini. Dan terlihat jelas kalau Gravenberch sangat ingin membuat Klopp terkesan.

Gravenberch menikmati perannya sebagai gelandang nomor 8 yang mengalir bebas di lapangan. Tugas untuk bertahan sudah dipegang oleh Wataru Endo. Jadi ia bisa membantu lini serang tanpa risau pada lini pertahanan.

Saat skor 1-1, Gravenberch berlari menerobos lini bertahan LASK dan melepaskan umpan ke Diaz. Itu adalah pembuktian dari aset berharga yang ia miliki. Yaitu visi dan skill umpan. Sebelum mencetak assist, pemain 21 tahun itu sudah memainkan 3 umpan kunci.

“Saya melihat ada ruang kosong di belakag, dan saya melihat Harvey dapat bola dan memainkannya kepada saya. Kemudian saya melihat Lucho di sudut, jadi itu umpan silang yang cukup bagus dan dia bisa menyelesaikannya” Ucap Gravenberch soal assistnya ke Diaz itu.

Gravenberch memang tidak akan senang dengan penampilannya di babak pertama. Tapi ia sudah menunjukkan kemampuan yang buat Klopp membelinya. Berkali-kali gelandang kelahiran Belanda tersebut dengan cerdik bisa menempatkan dirinya di ruang kosong untuk menerima umpan.

Sebelumnya ada beberapa keraguan soal Gravenberch yang kiprahnya memang tidak kelihatan saat di Bayern Munchen. Umpan-umpannya di sepertiga akhir lapangan juga kadang kurang meyakinkan. Tapi itu bisa jadi karena penampilan tim yang memang buruk di babak pertama.

Pemain Muda Menjanjikan: Ben Doak

Pemain lainnya yang tampil cukup megesankan adalah Ben Doak. Di usianya yang masih 17 tahun, ia jadi pemain termuda dalam sejarah Liverpool yang masuk starting eleven di pertandingan Eropa. Penampilan fisiknya yang masih muda memang terlihat mencolok. Tapi di laga ini kalian tidak akan tahu kalau Doak adalah pemain yang minim pengalaman di tingkat Eropa.

Ia memang sudah jadi pemain yang dinantikan penampilannya sejak dibeli dari Celtic di tahun 2022. Liverpool banyak menerima tawaran peminjaman Doak. Tapi semua itu ditolak. Klopp tidak mau meminjamkan pemain 17 tahun itu. Sebab Doak sudah masuk dalam rencananya.

Doak membuat fans Liverpool bersemangat dan mudah untuk mengatahui alasannya. Itu karena energi yang ia tunjukkan sebagai seorang sayap kanan. Ia tidak takut kehilangan bola dan tampil begitu cemerlang sejak menit awal.

Selama penampilan buruk Liverpool di babak pertama, Doak menampillkan satu tontonan yang positif untuk pendukung the reds. Doak selalu unggul dalam berlari melewati bek lawan. Ia juga sempat melakukan tembakan percobaan yang melebar.

Tidak semua yang Doak coba di laga itu berhasil. Tapi ia tidak takut untuk gagal. Doak selalu mencoba dan berlari dengan bola. Ketika ia kehilangan bola, ia langusng berusaha untuk merebutnya kembali.

“Jika kami lebih sering menggunakan Ben Doak dan memberikannya bola, saya pikir dia akan lebih sering menguasai bola di sisi lapangan. Ia akan mengopernya ke dalam atau apapun itu” Ucap Klopp soal kemampuan Doak.

Kesenjangan Kualitas Penyerang Inti dan Cadangan

Di pertandingan ini Klopp memilih untuk melakukan 11 perubahan dalam skuad starting eleven-nya. Ini memang strategi yang ingin dilakukan Klopp untuk mengatasi padatnya jadwal pertanidngan. Tapi, skor 1-0 yang terpampang di babak pertama. Ditambah Liverpool hanya mampu mencatatkan satu tembakan tepat sasaran. Ini membuat kedalaman skuad Liverpool dipertanyakan.

Klopp kemudian memasukkan para pemain inti di babak kedua. Mac Allister, Szoboszlai, Salah di masukkan. Mereka adalah pemain andalan Klopp di musim ini. Dan tentu saja, melawan para pemain LASK yang sudah kelelahan, Liverpool bisa bangkit dan akhirnya menang.

Niat Klopp sebenarnya menjadikan pertandingan ini sebagai laga para pemain pelapis untuk bersinar. Tapi ia tidak bisa memaksimalkan itu. Justru tiga penyerang yang memang sudah jadi andalan malah hadir sebagai pembeda.

Klopp dan para fans Liverpool boleh berkata, yang penting hasilnya menang. Oke, tapi ini menunjukkan satu hal. Ada kesenjangan yang nyata antara pemain cadangan dan inti. Terutama di lini serang. Padahal kita tahu untuk jadi tim yang sukses, sebut saja seperti Manchester City, kualitas pemain cadangan dan pemain inti harusnya tak jauh beda.

Sumber referensi: ESPN, Mirror, Athletic, Liverpool, Liverpool 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *