Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

KUNCI Menyelamatkan MU Dari Keterpurukan, Bisakah Terbukti?

Manchester United tak seharusnya membuat fansnya jantungan terus hingga menit-menit akhir. Masa sih mau menang comeback terus di menit akhir? MU sebagai klub besar dengan basis fans dimana-mana, seharusnya tak boleh seperti itu.

Tapi harap maklum, keadaan mereka kini sedang oleng secara performa maupun mental. Artinya menang comeback pun tak apa-apa, patut disyukuri. Yang penting kan dapat tiga poin. Lalu, bagaimana caranya agar performa dan mental MU bisa kembali pulih?

Siasati Kekurangan Pemain

Opta telah mencatat secara statistik, bahwa setidaknya ada beberapa kunci yang bisa membangkitkan performa MU dari keterpurukan.

Yang pertama ada rombongan pemain cedera yang harus segera sembuh. Mengingat pemain MU kini banyak yang masuk ruang perawatan. Bahkan nih, banyak di sektor pertahanan mereka. MU kini bahkan tak mempunyai bek kiri murni setelah Malacia, Shaw, maupun Reguilon menepi. Seorang Amrabat pun sempat dijadikan bek kiri, dan hasilnya tak maksimal.

Wan Bissaka pun juga cedera. Praktis hanya menyisakan Dalot sebagai bek sayap murni yang tersisa. Di bek tengah mereka juga ketar-ketir, ketika ditinggal cedera lama Lisandro Martinez. Raphael Varane dan Lindelof pun sama.

Mereka hanya mengandalkan dua mantan bek Leicester Evans dan Maguire. Maka dari itu, sektor lini belakang ini harus dibenahi serius oleh Erik Ten Hag. Solusi jangka pendek membeli atau meminjam bek lagi di bulan Januari, jadi opsi darurat yang harus dikerjakan.

Mengganti Sementara Kiper

Lalu yang kedua adalah masalah kiper. Andre Onana kini banyak dihujat berkat penampilan buruknya. Banyak โ€œmemeโ€ yang beredar mengolok-olok dirinya. Tak dipungkiri, mental bertanding Onana kini sedikit terganggu.

Tapi sayangnya Ten Hag keras kepala. Ia terus mempercayakan tempat kiper utama pada Onana. Ten Hag terlalu percaya mental Onana akan segera bangkit. Namun hasilnya bagaimana? Meski menang melawan Brentford, gol satu-satunya Brentford lahir dari tendangan yang seharusnya bisa diantisipasi Onana.

Onana telah bermain di 11 laga United sejauh ini. Menurut Opta, ia telah menghadapi 50 tembakan tepat sasaran. Ia sudah kebobolan 19 gol dari 15,8 ekspektasi gol tepat sasaran atau (xGOT). Itu artinya, ia kebobolan sekitar 1,2 gol lebih banyak dari yang diharapkan.

Ten Hag semestinya tau hal itu. Ia sebenarnya masih punya stok kiper lain seperti Altay Bayindir. Tak ada salahnya mencoba Bayindir, dan mengistirahatkan Onana sejenak untuk dilakukan evaluasi. Toh Bayindir belum dikasih kesempatan. Tipenya yang berbeda dengan Onana, bisa jadi solusi sementara bagi Ten Hag.

Mengembalikan Fungsi Casemiro

Namun jangan juga seluruhnya disalahkan pada Onana. Pemain lain juga berpengaruh terhadap degradasinya performa MU. Salah satunya Casemiro. Pemain ini sebenarnya pemain yang paling berpengaruh terhadap keseimbangan tim.

Terbukti musim lalu ketika ia didatangkan, MU langsung merasakan dampaknya. Terutama dari gol-gol pentingnya, intersep, maupun tekel bersihnya. Namun di musim ini agak berbeda. Dikatakan Opta, musim ini kurangnya suplai umpan sukses dari Bruno, maupun Eriksen dari lini tengah, mau tidak mau memaksa seorang Casemiro menutup celah tersebut.

Hasilnya, total umpan sukses Casemiro sementara melebihi Eriksen (82,9%) dan Bruno (76%), yakni 83,4 %. Dari hal tersebut, seakan Casemiro ini difungsikan secara terpaksa untuk lebih banyak terlibat dalam menciptakan peluang. Sebuah hal yang musim lalu jarang ia lakukan.

Keterpaksaan tersebut sering berakhir buruk. Kedalaman lini tengah MU sering kocar-kacir. Solusinya sekarang adalah, mengembalikan fungsi Casemiro seperti musim lalu yang hanya menjaga kedalaman lini tengah dari serangan lawan.

Atau bisa juga menemaninya dengan seorang Sofyan Amrabat. Duo Pivot tersebut mungkin lebih stabil mengawal empat bek United, seperti apa yang dicoba melawan Brentford.

Menetralisir Keegoisan Rashford

Tak hanya Casemiro saja yang harus segera dikembalikan performanya seperti musim lalu. Marcus Rashford juga. Pemain bergelar MBE itu, kini dicap terlalu egois di lapangan. Seringkali ia tak memberi umpan pada rekan-rekanya. Keegoisan Rashford musim ini, jadi salah satu faktor kenapa keran gol United mampet. Ibaratnya nih, pendulang utama gol MU musim lalu sedang bermasalah.

Musim ini Rashford telah bermain 10 kali bersama MU. Namun baru satu gol yang ia cetak dari 28 tembakan. Total xG-nya sebesar 2,7. Menurut Opta, tingkat konversi tembakan mengesankannya musim lalu, telah menurun drastis. Dari 18% menjadi hanya 3,6%. Menit per golnya pun menurun. Dari 143 menit/gol musim lalu, menjadi 768 menit/gol.

Sebenarnya soal keterlibatan dalam permainan, Rashford ini tak buruk-buruk amat. Ia sementara ini sudah melepaskan sebanyak 28 tembakan yang mengarah ke gawang lawan. Catatan tersebut hanya kalah dari Haaland yakni 32 tembakan. Akan tetapi, dari 28 tembakan tersebut, 17 diantaranya mudah diblok lawan.

Keegoisan Rashford inilah yang harus coba perlahan dinetralisir oleh Ten Hag. Diperlukan juga peran pelatih lini serang mereka Benny McCarthy yang musim lalu sukses memoles Rashford jadi mesin gol.

Bermuara Ke Hojlund

Ada juga solusi lain dalam memecahkan masalah sumber gol MU. Menurut Opta, alternatif itu adalah memindahkan sementara objek permainan ke striker mereka yang baru dibeli mahal, Rasmus Hojlund. Artinya, tak lagi bermuara ke Rashford.

Ten Hag harus cerdik cari solusi seperti apa yang dilakukan Pep di City dengan Haaland di musim lalu. Artinya, semua serangan MU akan bertujuan akhir pada striker Denmark tersebut. Toh, Hojlund juga sudah terbukti kok keran golnya seperti di Liga Champions. 3 gol sudah ia cetak di Liga Champions.

McTominay Sebagai Alternatif Gelandang Serang?

Selain itu, lebih sering memanfaatkan pemain seperti McTominay juga jadi solusi. Bukan cuma sebagai gelandang bertahan, McTominay ini juga produktif kalau disuruh mencetak gol. Ia mungkin selama ini dicap โ€œLordโ€ bagi MU, karena sering lambat dalam menjaga lini tengah.

Tapi pemain yang dulunya bekas striker itu, kalau disuruh produktif bisa juga kok diandalkan. Misal, seperti di laga melawan Brentford. Dua gol penentu terbukti mampu ia cetak. Tak hanya di laga itu saja lho. Tengok di laga saat ia membela timnas Skotlandia di kualifikasi Piala Eropa. Ia beberapa kali gacor dan mencetak gol.

Legenda MU, Peter Schmeichel pun bilang bahwa Ten Hag jangan terlalu mendiskreditkan kemampuan McTominay. Menurutnya McTominay adalah pemain serba bisa, yang cocok apabila ditempatkan di posisi yang benar. Misal, sebagai alternatif gelandang serang. Ya, mungkin saatnya Ten Hag berpikir bisa menggunakan gelandang Skotlandia itu di posisi yang berbeda.

Faktor Motivasi dan Mental

Kalau semua cara sudah dilakukan tapi tanpa motivasi dan kepercayaan dari sang pelatih, percuma saja. Ten Hag harus terus jadi seorang motivator utama di ruang ganti. Keterpurukan MU ini juga masalah mental. Ten Hag harus pandai memotivasi pemainnya agar tetap sat set dan tidak loyo di lapangan. Memang tak gampang menyandang beban sebagai pemain MU yang tiap pekannya harus dituntut tampil sempurna.

Ya, apa yang dianalisis Opta tadi seharusnya menjadi bahan perhatian Ten Hag kalau tak ingin lama larut dalam keterpurukan. Yang jelas, cepat segera lakukan evaluasi, dan segera buat perubahan Ten Hag!

Sumber Referensi : mirror, theanalyst, goal.com, theanalyst, skysports

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *