Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

Durhaka Pada Ibu, Youssoufa Moukoko Layak Dikutuk Jadi Batu

“Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.” Penggalan lirik lagu berjudul Kasih Ibu itu tampaknya tak diresapi dengan baik oleh bintang muda Borussia Dortmund, Youssoufa Moukoko. Mungkin itu wajar, karena ia tak pernah mendengar lagu tersebut.

Tapi sebagai seorang muslim, Moukoko seharusnya paham betul agamanya mengajarkan untuk terus memuliakan seorang ibu. Baru-baru ini jagad media sosial digemparkan dengan keputusan kontroversial Moukoko yang lebih memilih untuk menelantarkan ibunya ketimbang memuliakannya. Lantas, apa yang membuat Moukoko setega itu?

Mengenal Youssoufa Moukoko

Sebelum membahas lebih jauh tentang apa yang sudah ia perbuat kepada keluarganya, alangkah baiknya kita berkenalan lebih dalam siapa sebenarnya Youssoufa Moukoko ini. Youssoufa Moukoko merupakan pemain sepak bola profesional Jerman yang bermain sebagai striker untuk klub Bundesliga, Borussia Dortmund.

Sebagai pemain muda, ia mengambil keputusan yang tepat untuk bermain di Dortmund, klub yang memang mengedepankan kolaborasi antara pemain senior dan pemain-pemain muda potensial. Meski terkenal di Dortmund, Moukoko ternyata bukan warga asli Jerman.

Perlu diketahui, Youssoufa Moukoko adalah pemain yang lahir di Yaounde, Kamerun, pada 20 November 2004. Namun, dia akhirnya memutuskan pindah kewarganegaraan. Momen ini terjadi karena ayahnya sudah tinggal di Hamburg sebagai warga negara Jerman sejak 1990. Dia pun memboyong Moukoko untuk tinggal di sana sejak tahun 2014.

Karir sepakbolanya berawal ketika bergabung dengan tim U-13 FC St Pauli pada tahun 2014. Dua tahun kemudian Dortmund pun melirik bakatnya. Selama bermain di level U-17 dan U-19 bersama Dortmund, Moukoko sudah mencetak total 141 gol dari 88 pertandingan. Jumlah yang sangat fantastis bagi seorang pesepakbola seusianya.

Jadi tak heran di usianya yang baru 15 tahun, Moukoko sudah diizinkan untuk ikut berlatih bersama tim utama Borussia Dortmund yang kala itu dilatih Lucien Favre. Namun, ia belum diperbolehkan bermain oleh federasi sepakbola Jerman karena usianya masih terlalu muda. Barulah saat usianya menginjak 16 tahun pada November 2020, ia langsung mencatatkan debut di laga kontra Hertha Berlin dengan menggantikan Erling Haaland.

Tulang Punggung Keluarga di Usia Muda

Berstatus wonderkid, semua pasang mata tertuju pada Moukoko. Sorotan media pun mulai mengarah kepadanya. Bahkan kualitas permainannya telah membuat klub-klub top Eropa mulai memantau Moukoko dan siap menebusnya apabila Borussia Dortmund bersedia melepasnya.

Tapi seperti yang dikatakan Uncle Ben di film Spiderman, “With great power comes great responsibility.” Ketika Moukoko mendapat kekuatan besar dan sorotan media yang berlebih, maka ia juga mendapat tanggung jawab yang lebih besar juga. Dan benar saja, selain menghidupi dirinya, ia harus menjadi tulang punggung keluarganya di usia 16 tahun.

Keluarganya yang berpenghasilan tak seberapa pun menggantungkan hidup pada Moukoko. Di Hamburg, Moukoko menyewa suatu Villa mewah untuk ditinggali ayah, ibu, dan beberapa adiknya. Semuanya hidup dari hasil jerih payah Moukoko di lapangan. Karena Moukoko masih muda, ayahnyalah yang mengelola keuangan Moukoko. 

Dilansir Sport Brief, pemain keturunan Kamerun itu mendapat gaji sekitar 5,1 juta pounds atau hampir Rp100 miliar per tahun. Itu termasuk gaji yang cukup tinggi untuk pemain berusia belasan tahun. Tapi jika melihat kualitasnya di lapangan, rasanya sah-sah saja Dortmund memberikan nominal segitu.

Pemicu

Namun, ketika Moukoko beranjak dewasa permasalahan di dalam keluarganya mulai bermunculan. Penyerang Dortmund itu mulai merasa kalau dirinya dimanfaatkan oleh keluarganya. Saat usianya mulai menginjak 18 tahun, Moukoko sudah dianggap legal oleh pemerintah Jerman.

Jadi, ia bisa mengambil beberapa keputusan penting sendiri tanpa pengaruh dari orang tua. Termasuk mengelola keuangannya sendiri. Mendapat keleluasaan, keputusan yang diambil Moukoko justru mengejutkan. Ia yang sudah lelah dengan sikap orang tuanya yang menjadikannya sapi perah memutuskan untuk keluar dari rumah yang sudah bertahun-tahun ia tinggali.

Perbedaan pendapat dan jiwa kawula muda yang masih berapi-api jadi penyebab utama ia meninggalkan keluarganya. Ketika kabar ini terdengar ke awak media, Moukoko enggan berkomentar. Melalui agennya, Moukoko tak mau membahas apa pun tentang masalahnya ini. Menurutnya ini privasi dan tak sepantasnya disebarluaskan.

Berhenti Membantu Finansial Keluarga

Tapi media Jerman tak sebodoh itu. Mereka terus mencari celah untuk mengulik berita ini. Karena statusnya sebagai pemain muda berbakat dan tampil di Piala Dunia Qatar kemarin, ini pasti akan membuat fans sepak bola geger. Terlebih sang pemain bukan orang Jerman asli. Kita tahu Jerman cukup sentimen dengan pemain keturunan.

Salah satu media ternama asal Jerman, Bild berhasil menemui kedua orang tua Moukoko. Dalam sesi wawancara eksklusif tersebut, sang ayah, yakni Yoseph membeberkan situasi yang terjadi saat ini. Ternyata setelah Moukoko menginjak usia 18 tahun, ia berhenti membantu perekonomian keluarganya.

Meski begitu, sang ayah tak menyalahkan anaknya. Yoseph sepenuhnya mengerti dengan keputusan Moukoko untuk tidak lagi memberikan uang bulanan kepadanya, tapi ia sedikit kecewa karena Moukoko bersikap sama kepada ibu dan adik-adiknya. Dengan begitu, kehidupan keluarganya cukup memprihatinkan. Setelah tak mendapat uang bulanan dari Moukoko, orang tuanya terlilit hutang yang cukup besar.

Mungkin ini juga yang memicu Moukoko untuk tidak lagi menyuplai kebutuhan keluarganya. Karena mereka lebih konsumtif daripada dirinya. Dilansir Sport Brief, keluarganya menanggung hutang lebih dari 442 ribu pound atau setara dengan Rp8,5 miliar karena tak mampu membayar uang sewa rumahnya. Karena tak terbayar akhirnya properti yang sudah mereka tempati sejak tahun 2014 disita pada akhir Juli kemarin.

Beruntungnya, pemerintah Kota Hamburg langsung bergerak cepat melihat kasus ini. Mereka menyediakan tempat tinggal yang layak. Kini, ibu dan adik-adik Moukoko tinggal di semacam tempat penampungan imigran. 

Hebatnya, ibu Moukoko, yakni Marry Moukoko juga tak marah. Menurutnya, itu wajar karena anaknya itu masih muda dan sedang mencari jati diri. Sang ibu pun memutuskan untuk kembali bekerja setelah situasi ekonomi keluarganya makin sulit.

Memang Kontroversial

Banyak yang menyayangkan sikap Moukoko, terutama pihak klub yang menaunginya. Borussia Dortmund tengah berencana untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut soal kasus ini dan nasibnya di klub. Kita semua tahu, kalau beberapa bulan lalu, Dortmund sudah memberikan ultimatum kepada pemain keturunan Kamerun tersebut soal kontroversi umurnya.

Awal tahun 2023, setelah Moukoko tergabung dalam skuad Timnas Jerman yang berlaga di Piala Dunia Qatar, muncul kontroversi terkait usia aslinya. Moukoko diduga telah memalsukan umurnya selama ini. 

Dilansir Mirror, orang yang mengaku sebagai ayah angkat Moukoko muncul dan membeberkan fakta kalau Moukoko ternyata lahir tahun 2000. Jadi, sekarang usianya 22 tahun bukan 18 tahun seperti yang tercatat di federasi sepakbola Jerman. Kasus ini pun terdengar ke telinga manajemen Dortmund. Mereka mulai meragukan keabsahan usia Moukoko.

Belum ada perkembangan yang jelas tentang kasus ini. Tapi yang jelas, status kontrak Moukoko bersama De Borussen sudah diperbarui hingga tahun 2026. Soal menelantarkan ibunya, mungkin itu bisa diselesaikan sendiri oleh Moukoko. Kesimpulannya, tindakan semacam ini tak patut ditiru ya adik-adik.

Sumber: Sportbrief, Mirror, Bild, Bundesliga, Mundo Deportivo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *