Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

David Moyes Menerjang Caci Maki Demi Trofi Bergengsi

David Moyes berlari. Otot-otot kaki yang tak lagi lentur bukan penghalang untuknya merayakan kegembiraan. Keriput tak dapat menyembunyikan semburat kebahagiaan dari wajahnya setelah mengantarkan West Ham juara di Liga Konferensi Eropa. Ya, tim medioker Liga Inggris itu mengalahkan tim medioker lainnya dari Italia, Fiorentina di partai final.

Moyes berhak bahagia. Karena ini adalah trofi prestisius yang diimpikannya selama ini. Bukan hanya itu, Moyes berhak gembira sebab ia telah melalui banyak hal menyebalkan. Barangkali manajer yang selama hidupnya dipenuhi caci maki hanyalah Moyes.

Ia hidup dari satu cibiran ke cibiran lainnya. Menghadapi berbagai pemecatan yang akhirnya membawanya ke telaga kebahagiaan. Bagaimana David Moyes menerjang caci maki hingga berujung mendapat trofi bergengsi seperti Liga Konferensi Eropa? Berikut adalah kisahnya.

Ditunjuk Fergie Latih MU

David Moyes tidak pernah berencana untuk menjadi manajer Manchester United. MU bukan tim sembarangan. Rasanya MU terlalu besar bagi David Moyes, yang kala itu melatih Everton. Namun, nasib mengantarkannya menjadi manajer Manchester United.

Tahun 2013, Sir Alex Ferguson menanggalkan jabatannya sebagai manajer. MU kehilangan sosok luar biasa yang telah memberi banyak sumbangsih. Waktu itu, manajemen Setan Merah kurang persiapan. Terkait siapa yang menggantikan Fergie juga tak dipersiapkan.

Manajemen akhirnya meminta Fergie untuk memilih sendiri siapa yang akan menggantikannya. Hari itu, di tubuh United tidak ada yang begitu paham ihwal manajemen selain Fergie. Mantan pelatih Aberdeen itu menunjuk David Moyes, yang tiada lain adalah kompatriotnya sendiri.

Usulan Fergie akhirnya disepakati. Moyes yang berintegritas dan memiliki etos kerja yang kuat dinilai pas untuk menggantikan Fergie. “Saya senang Sir Alex merekomendasikan saya. Saya akan menghormati semua yang dia lakukan untuk klub,” kata Moyes dikutip BBC.

Memberi Gelar tapi Dicaci Maki

Juli 2013, Moyes mulai bekerja sebagai manajer MU berikutnya. Beban berat ia pikul. Secara ia adalah pilihan Fergie dan Sir Alex adalah sosok yang sangat dihormati para penggemar MU dari Stockport hingga Kamboja. Moyes pun segera membuat publik Old Trafford berpesta pora.

United bermain di ajang Community Shield di awal musim 2013/14. Sebagai juara Liga Inggris, Setan Merah harus menghadapi Wigan Athletic yang sebelumnya mengalahkan Manchester City di final Piala FA.

Wigan yang sudah tidak ditangani Roberto Martinez kalah 2-0 atas Manchester United. Dua gol United tercipta berkat pemain yang wajahnya mirip Primus Yustisio. Brace Van Persie itu sekaligus memberikan trofi pertama buat Moyes. Malang, itu hanyalah kebahagiaan semu.

Setelah itu, MU di tangan Moyes justru mengalami penurunan. Puncaknya terjadi pada Desember 2013. Itu adalah titik di mana popularitas dan kredibilitas Moyes benar-benar anjlok senada dengan MU yang merosot. Pekan ke-15 atau di awal Bulan Desember, United terperosok di posisi sembilan.

Hingga Natal, Moyes bahkan gagal mengerek posisi United ke enam besar. Hal itu bikin penggemar marah. Basis fans sangat kecewa pada Moyes. Julukan “The Chosen One” tak ada artinya lagi buatnya.

Moyes pun dipecat hanya kurang beberapa laga musim berakhir. Ryan Giggs menjadi manajer sementara. Tapi performa Setan Merah terlanjur tak bisa diperbaiki. Mereka hanya finis di posisi tujuh di akhir musim.

Dipecat Real Sociedad

Setelah dari MU, Moyes bekerja di UEFA. Ajaibnya, Moyes yang gagal di MU masih dilirik oleh Real Sociedad. November 2014, Moyes tiba-tiba ditunjuk Sociedad untuk jadi pelatih, menggantikan Jagoba Arrasate. Kedatangan Moyes awalnya memicu antusiasme dan optimisme publik San Sebastian.

Itu berkat hasil imbang kontra Athletic Bilbao dan kemenangan mustahil atas Barcelona. Namun, seperti di MU, Sociedad tak berkembang di tangannya. Di bawah Moyes, La Real hanya berkutat di papan tengah. Hal itu membuatnya harus kembali menghadapi caci maki.

Pendukung Sociedad mulai skeptis terhadapnya. Mereka marah, frustrasi, dan kecewa dengan hasil tim di bawah Moyes. Kekecewaan terhadapnya sampai membuat namanya sempat trending di Twitter Spanyol. Muncul #MoyesDimision atau “Moyes mengundurkan diri” dan #MoyesVeteYa atau “Moyes pergi sekarang”.

Dorongan itu dikabulkan manajemen Sociedad. Moyes dipecat. Ia dinilai hanya bisa menghamburkan duit saja, tapi tak mampu mendongkrak performa Real Sociedad.

Mundur dari Sunderland

Apes sepertinya sudah menjadi nama tengah David Moyes. Setelah apes di Sociedad, ia bernasib sial saat melatih Sunderland. Kali ini, The Black Cats tidak menuntut lebih ketika menunjuk Moyes untuk memimpin tim di musim 2016/17. Seminimal-minimalnya Sunderland tidak terdegradasi.

Sepanjang musim, Moyes bekerja keras untuk Sunderland. Namun, apalah hendak dikata, di pengujung musim, Moyes tak sanggup mempertahankan posisi Sunderland di Premier League. Tim itu terdegradasi setelah hanya mengumpulkan 24 poin dari 38 laga.

The Black Cats berada di posisi paling buncit. Moyes tidak dipecat, tapi dia memilih mundur dari jabatannya. Keputusan itu mengejutkan pihak eksekutif Sunderland. Dan kepergiannya sulit bagi semua orang yang berkepentingan di klub. Namun, keputusan Moyes bulat. Ia legowo meninggalkan klub tanpa mendapat kompensasi dari pihak Sunderland.

West Ham Jilid Satu

Tak butuh waktu lama, Moyes sudah melatih lagi. November 2017, ia disodorkan pekerjaan jangka pendek oleh West Ham. The Hammers baru saja memecat Slaven Bilic yang dianggap lambat memulai Liga Inggris. Maksudnya menunjuk Moyes adalah agar West Ham mentas dari zona degradasi.

Sebab di tangan Bilic, memasuki pekan ke-11 musim itu, The Hammers terjerembab di zona degradasi. Namun, Moyes bukanlah manajer yang bisa memberi dampak instan. Ia memang mengangkat performa West Ham, tapi sangat pelan. Lambannya performa West Ham di tangan Moyes membuat penggemar pun protes.

Mereka marah pada klub dan Moyes tentu saja menjadi sasarannya. Moyes tidak nyaman dengan kondisi itu. Ia juga mengeluhkan kebocoran informasi internal ke media. Setelah bekerja lumayan apik dengan mengantarkan West Ham finis di posisi 13, Moyes mengundurkan diri. 

West Ham Jilid Dua

Moyes istirahat dari dunia sepak bola semusim. Namun, ia masih punya klausul perpanjangan 18 bulan di West Ham. The Hammers pun bergerak cepat untuk mengaktifkan klausul tersebut usai memecat Manuel Pellegrini tahun 2019. Lagi pula, sebelum memutuskan rehat, Moyes telah berjanji akan memastikan West Ham mengaktifkan klausulnya tersebut.

Moyes dibutuhkan untuk mengerek posisi West Ham karena di tangan Pellegrini, sampai pekan ke-20 musim 2019/20, West Ham hanya terpaut satu poin dari zona degradasi. Musim itu, Moyes sukses menjauhkan West Ham dari zona degradasi. Moyes bertahan di London Stadium sampai tiga musim berikutnya.

Ini karena di tangan Moyes, West Ham meningkat. Musim 2020/21, The Irons finis di posisi enam dan bermain di Liga Eropa. Musim berikutnya bisa finis di posisi tujuh dan berlaga di Liga Konferensi Eropa. Nah, di musim 2022/23, Moyes kembali menghadapi masalah.

Hingga pertengahan musim, West Ham terpuruk. Pekan ke-20, mereka bahkan berada di zona degradasi. Desakan agar Moyes dipecat pun mengemuka. Para penggemar The Irons yang frustrasi mendesak klub untuk segera menendang Moyes. Permintaan memecat Moyes makin deras.

Namun, West Ham tak bisa memecatnya. Minimnya opsi jadi alasan. Lagi pula, Moyes bisa membangkitkan tim dari degradasi dengan finis di peringkat ke-14. Akan tetapi, suara yang meminta Moyes dipecat masih berdengung jelang final Liga Konferensi Eropa. West Ham juga akhirnya mempertimbangkan untuk memecatnya.

Jika begini terus, klub tak akan maju. Final Liga Konferensi jadi taruhan. Apabila Moyes gagal, dia akan dipecat. The Irons sudah menyiapkan penggantinya seperti Brendan Rodgers, Graham Potter, hingga Paulo Fonseca.

Menakjubkan. Moyes justru berhasil memenangi Liga Konferensi Eropa. Kemenangan 2-1 atas Fiorentina di final membuatnya jadi manajer kedua dari Britania Raya yang bisa kembali meraih trofi Eropa, setelah Sir Alex Ferguson terakhir kali meraihnya tahun 2008 silam.

Sumber: Standard, BR, TheGuardian, BelFastTelegraph, BBC, Independent, SkySports, Talksports

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *