Berita Sepakbola Terlengkap

Berita Sepakbola Terlengkap Indonesia

7 Transfer Pertama Pep Guardiola di Manchester City dan Nasibnya Sekarang

Di balik segudang prestasi dan nama besarnya di sepakbola Eropa, Pep Guardiola juga dikenal sebagai pelatih yang boros soal belanja pemain. Selama melatih, ia bahkan sudah menghabiskan lebih dari 1,7 miliar euro atau setara Rp27 triliun hanya untuk mendatangkan pemain.

Apalagi ketika pelatih asal Spanyol itu menukangi Manchester City. Disokong oleh dana yang seolah tak terhitung jumlahnya, Guardiola bisa mendatangkan pemain yang diinginkannya. Beberapa pemain baru seperti Manuel Akanji dan Erling Haaland terbilang sukses besar bersama City. Namun, bagaimana nasib pemain yang didatangkan pada awal kepemimpinan Pep di City?

Ilkay Gundogan 

Nama pertama ada Ilkay Gundogan. Gelandang asal Jerman ini jadi rekrutan pertama Pep Guardiola saat menukangi Manchester City. Gundogan ditebus dengan biaya 27 juta euro (Rp438 miliar dari Borussia Dortmund pada awal musim 2016/17. Sempat absen beberapa bulan karena cedera pada musim perdananya, Gundogan mulai menunjukan kemampuannya di musim kedua.

Selain Kevin de Bruyne dan Rodri, Gundogan merupakan salah satu pilar utama Guardiola di lini tengah Manchester City hingga sekarang. Kini, ia telah mencatatkan hampir 300 pertandingan di semua kompetisi untuk City. Selama tujuh musim berseragam The Sky Blue, Gundogan telah membantu Pep Guardiola memenangkan belasan trofi termasuk empat trofi Liga Inggris.

Leroy Sane

Leroy Sane merupakan salah satu pemain yang masuk dalam proyek awal Pep Guardiola di Manchester City. Didatangkan dari Schalke dengan mahar 52 juta euro atau setara dengan Rp844 miliar pada tahun 2016, Sane dengan cepat beradaptasi dengan intensitas sepakbola Inggris yang cepat dan keras.

Meski biayanya tergolong cukup mahal saat itu, nyatanya Sane berhasil membuktikan kualitasnya bersama Manchester City. Pemain depan asal Jerman itu mencerna dengan baik segala instruksi yang diberikan Pep Guardiola saat itu. Sane jadi salah satu pemain yang paling diandalkan dalam beberapa musim. Ia membantu The Sky Blues memenangkan beberapa trofi bergengsi termasuk dua trofi Liga Inggris.

Sayangnya, cedera ligamen mengganggu performanya di City. Ia bahkan hanya tampil tiga kali di musim 2019/20. Sane yang tak kunjung memperbarui kontraknya akhirnya harus dijual ke Bayern Munchen Juli 2020. Bersama Bayern, ia meraih kesuksesan di kompetisi domestik. Meski demikian, ia tetap apes di kompetisi Eropa. Pemain yang sempat berseteru dengan Sadio Mane ini belum memenangkan satu pun trofi Liga Champions baik dengan City maupun Bayern.

Nolito

Selanjutnya ada pemain sayap lagi, yakni Nolito. Pep Guardiola mendatangkan pemain asal Spanyol ini dari Celta Vigo pada musim panas tahun 2016. Kala itu, Pep harus merogoh kocek sebesar 18 juta euro atau setara Rp292 miliar untuk pemain yang sanggup mencetak 25 gol dan 20 assist hanya dalam dua musim di La Liga.

Pemain asal Spanyol itu didatangkan ke Etihad Stadium agar memberikan warna di lini depan Manchester City. Sayangnya, penampilannya di City tak seperti saat membela Celta Vigo. Nolito justru seperti kikuk bermain di Inggris sehingga sering jadi penghangat bangku cadangan.

Tercatat Nolito hanya bertahan semusim dengan menciptakan 19 pertandingan di Premier League musim 2016/17. Torehan golnya pun sangat minim, yakni hanya empat gol saja. Akhirnya ia dilepas ke Sevilla tahun 2017. Sempat berpindah-pindah tim, Nolito sempat nganggur beberapa bulan sebelum akhirnya bergabung dengan klub divisi kedua Spanyol, UD Ibiza tahun 2022.

Claudio Bravo 

Pada awal kepemimpinannya di Manchester City, Pep Guardiola juga mendatangkan penjaga gawang baru untuk menggantikan peran Joe Hart. Ia adalah Claudio Bravo. Penjaga gawang asal Chile ini didatangkan pada tahun 2016 dari Barcelona dengan mahar sekitar 18 juta euro atau sekitar Rp292 miliar.

Pep mendatangkan Bravo karena yakin sang penjaga gawang memiliki kemampuan ball playing di atas rata-rata kiper pada umumnya. Musim pertamanya berjalan cukup baik. Bravo hampir tak tergantikan di bawah mistar gawang The Citizens. Namun petaka datang di akhir musim. Bravo mulai mengalami cedera dan itu membuat penampilannya menurun. 

Ia bahkan sesekali melakukan blunder yang membahayakan pertahanannya sendiri. Oleh karena itu, Pep Guardiola mendatangkan Ederson semusim kemudian. Setelah itu, Bravo tak terpakai. Nasibnya sama dengan Joe Hart, terbuang. Bravo bertahan di City hingga tahun 2020 sebelum akhirnya bergabung dengan Real Betis dan meraih Copa del Rey.

Benjamin Mendy

Berikutnya ada bek kiri asal Prancis, Benjamin Mendy. Pep Guardiola mendatangkan Mendy dari AS Monaco pada awal musim 2017/18. Kala itu, Manchester City hingga merogoh kocek 57 juta euro atau setara Rp925 miliar untuk menebus sang pemain. Angka tersebut bahkan menjadikan Mendy bek kiri termahal di dunia saat itu.

Mendy tak pernah menjadi pilihan utama di lini bertahan Pep Guardiola. Cedera dan performa yang tak kunjung konsisten membuat dirinya kalah saing dengan Oleksandr Zinchenko. Bermain selama lima musim, Mendy hanya mengumpulkan 79 pertandingan di semua kompetisi.

Kini ia masih berstatus pemain Manchester City. Namun, ia sudah tak bergabung dengan skuad Pep Guardiola karena tersandung kasus kekerasan seksual. Pemain berusia 28 tahun itu menghadapi belasan tuduhan termasuk pemerkosaan, penganiayaan, dan percobaan pemerkosaan. Terbaru, meski pengadilan telah memutuskan sang pemain tak bersalah dalam enam tuduhan, Mendy belum bisa beraktivitas di dunia sepakbola seperti biasanya.

Gabriel Jesus 

Pep Guardiola mendatangkan Gabriel Jesus dari Palmeiras pada tahun 2016 dengan bandrol 32 juta euro atau 519 miliar. Didatangkan sebagai pemain yang baru berusia 19 tahun, performa Gabjes sebetulnya tidak mengecewakan. Membangun kemitraan dengan Sergio Aguero di lini depan, Gabjes mampu mencetak 7 gol dari 10 pertandingan Liga Inggris musim 2016/17.

Pep ingin menjadikan Gabjes sebagai suksesor Aguero suatu saat nanti tapi sayang Gabjes tak kunjung mendapat kepercayaan dari sang pelatih. Meski Aguero dalam keadaan cedera pada musim 2021/22, Gabjes tetap saja tak jadi pilihan utama. Pep justru memilih untuk bermain dengan skema false nine ketimbang menurunkan Gabjes sejak menit awal.

Tak kunjung mendapat tempat utama, Gabjes akhirnya dilepas ke Arsenal awal musim 2022/23 kemarin. Bersama Mikel Arteta, Jesus terjamin menit bermainnya. Ia bahkan tengah membawa Arsenal untuk menjadi tim penantang gelar mantan klubnya musim ini.

John Stones

Terakhir ada John Stones. Performa apiknya bersama Everton telah menarik perhatian Pep Guardiola. Pep pun mendatangkan Stones pada awal musim 2016/17 dengan mahar 55 juta euro (Rp893 miliar). Awalnya itu jadi angka yang fantastis untuk sekelas bek dari klub semenjana macam Everton. Namun, jika melihat performanya sekarang, itu jadi harga yang layak.

Stones sempat mendapat predikat transfer gagal City tahun 2020 lalu. Itu dilihat dari bandrol dan performa awalnya yang meragukan, sehingga memaksa Pep untuk mendatangkan beberapa bek tangguh lain macam Ruben Dias dan Nathan Ake. Meski begitu, Stones tak menyerah.

Meski Pep selalu mendatangkan bek baru setiap tahunnya, bek asal Inggris itu terus berusaha meningkatkan level permainannya. Hasilnya pun terlihat di dua musim terakhir di mana Stones membangun kemitraan yang tak tergantikan bersama Ruben Dias di lini bertahan City.

Sumber: 90min, Goal, MEN, Transfermarkt, Mirror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *